Rabu, 18 September 2013

Asuhan Keperawatan klien dengan epilepsi


A. Pengertian

Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Tarwoto, 2007)

Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000)

Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neron-neron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik (anonim, 2008)

B. Etiologi

Penyebab pada kejang epilepsi sebagianbesara belum diketahui (Idiopatik) Sering terjadi pada:
Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
Tumor Otak
kelainan pembuluh darah

(Tarwoto, 2007)

C. Patofisiologi

Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik). Otak ialah rangkaian berjuta-jutaneron. Pada hakekatnya tugas neron ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik sarafyang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang dinamakan nerotransmiter. Acetylcholine dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif, sedangkan zat lain yakni GABA (gama-amino-butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam sinaps. Bangkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak yang dinamakan fokus epileptogen. Dari fokus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar kebagian tubuh/anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.

D. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan
Kelainan gambaran EEG
Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen
Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men cium bau-bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)

E. Klasifikasi kejang
Kejang Parsial
Parsial Sederhana

Gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran Misal: hanya satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak Dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak umum/tdk nyaman
Parsial Kompleks

Dengan gejala kompleks, umumnya dengan ganguan kesadaran. Dengan gejala kognitif, afektif, psiko sensori, psikomotor. Misalnya: individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, tetapi individu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat
Kejang Umum (grandmal)

Melibatkan kedua hemisfer otak yang menyebabkan kedua sisi tubuh bereaksi Terjadi kekauan intens pada seluruh tubuh (tonik) yang diikuti dengan kejang yang bergantian dengan relaksasi dan kontraksi otot (Klonik) Disertai dengan penurunan kesadaran, kejang umum terdiri dari:
Kejang Tonik-Klonik
Kejang Tonik
Kejang Klonik
Kejang Atonik
Kejang Myoklonik
Spasme kelumpuhan
Tidak ada kejang
Kejang Tidak Diklasifikasikan/ digolongkan karena datanya tidak lengkap.

F.Pemeriksaan diagnostik
CT Scan

Untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal, gangguan degeneratif serebral
Elektroensefalogram(EEG)

Untuk mengklasifikasi tipe kejang, waktu serangan
Magnetik resonance imaging (MRI)
Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah.

G. Penatalaksanaan
Dilakukan secara manual, juga diarahkan untuk mencegah terjadinya kejang
Farmakoterapi

Anti kovulsion untuk mengontrol kejang
Pembedahan

Untuk pasien epilepsi akibat tumor otak, abses, kista atau adanya anomali vaskuler
Jenis obat yang sering digunakan
Phenobarbital (luminal).

Paling sering dipergunakan, murah harganya, toksisitas rendah.
Primidone (mysolin)

Di hepar primidone di ubah menjadi phenobarbital dan phenyletylmalonamid.
Difenilhidantoin (DPH, dilantin, phenytoin).
Dari kelompok senyawa hidantoin yang paling banyak dipakai ialah DPH. Berhasiat terhadap epilepsi grand mal, fokal dan lobus temporalis.
Tak berhasiat terhadap petit mal.
Efek samping yang dijumpai ialah nistagmus,ataxia, hiperlasi gingiva dan gangguan darah.
Carbamazine (tegretol).
Mempunyai khasiat psikotropik yangmungkin disebabkan pengontrolan bangkitan epilepsi itusendiri atau mungkin juga carbamazine memang mempunyaiefek psikotropik.
Sifat ini menguntungkan penderita epilepsi lobus temporalis yang sering disertai gangguan tingkahlaku.
Efek samping yang mungkin terlihat ialah nistagmus, vertigo, disartri, ataxia, depresi sumsum tulang dan gangguanfungsi hati.
Diazepam.
Biasanya dipergunakan pada kejang yang sedang berlangsung (status konvulsi.).
Pemberian i.m. hasilnya kurang memuaskan karena penyerapannya lambat. Sebaiknya diberikan i.v. atau intra rektal.
Nitrazepam (Inogadon).

Terutama dipakai untuk spasme infantil dan bangkitan mioklonus.
Ethosuximide (zarontine).

Merupakan obat pilihan pertama untuk epilepsi petit mal
Na-valproat (dopakene)
Obat pilihan kedua pada petit mal
Pada epilepsi grand mal pun dapat dipakai.
Obat ini dapat meninggikan kadar GABA di dalam otak.
Efek samping mual, muntah, anorexia
Acetazolamide (diamox).
Kadang-kadang dipakai sebagai obat tambahan dalam pengobatan epilepsi.
Zat ini menghambat enzim carbonic-anhidrase sehingga pH otak menurun, influks Na berkurang akibatnya membran sel dalam keadaan hiperpolarisasi.
ACTH

Seringkali memberikan perbaikan yang dramatis pada spasme infantil.


ASUHAN KEPERAWTAN

I.Pengkajian
Riwayat kesehatan
Riwayat keluarga dengan kejang
Riwayat kejang demam
Tumor intrakranial
Trauma kepal terbuka, stroke
Riwayat kejang
Berapa sering terjadi kejang
Gambaran kejang seperti apa
Apakah sebelum kejang ada tanda-tanda awal
Apa yang dilakuakn pasien setelah kejang
Riwayat penggunaan obat
Nama obat yang dipakai
Dosis obat
Berapa kali penggunaan obat
Kapan putus obat
Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran
Abnormal posisi mata
Perubahan pupil
Gerakan motorik
Tingkah laku setelah kejang
Apnea
Cyanosis
Saliva banyak
Psikososial
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Peran dalam keluarga
Strategi koping yang digunakan
Gaya hidup dan dukungan yang ada
Pengetahuan pasien dan keluarga
Kondisi penyakit dan pengobatan
Kondisi kronik
Kemampuan membaca dan belajar
Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium
Radiologi

II. Diagnosa keperawatan
Resiko injury b/d aktivitas kejang
Resiko tinggi tidak efektif jalan nafas, pola nafas b/d kerusakan persepsi
Cemas b/d terjadinya kejang
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan

III. Intervensi keperawatan

1. Dx: resiko tinggi tidak efektif jalan nafas, pola nafas b/d kerusakan persepsi

Intervensi:

Mandiri
Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda/zat tertentu/gigi palsu atau alat yang lain jika fase aura terjadi dan untuk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala awal.
Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang.
Tanggalkan pakaian pada daerah leher/abdomen.
Masukkan spatel lidah atau gulugan benda lunak sesuai dengan indiksi.
Lakukan penghisapan sesuai indikasi.

Kolaborasi
Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan pada fase posiktal.
Siapkan untukmelakukan intubasi, jika ada indikasi

2. Dx: Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan

Mandiri
Jelaskan kembali mengenai patofisiologi/ prognosis penyakit dan perlunya pengobata/penanganan dalam jangka waktu yang lama sesuai indikasi.
Tinjau kembali obat-obat yang didapat, penting sekali memakan obat sesuai petunjuk, dan tidak menghentikan pengobatan tanpa pengawasan dokter. Termasuk petunjuk untuk pengurasi dosis.
Berikan petunjuk yang jelas pada pasien untuk minum obat bersamaan dengan waktu makan, jika memungkinkan.
Diskusikan mengenai efek samping secara khusus, seperi mengantuk, hiperaktif, gangguan tidur, hipertrofi pada gusi, gangguan penglihatan, mual/muntah, ruam pada kulit, sinkope/ataksia, kelahiran yang terganggu dan anemia aplastik.
Anjurkan pasien untuk menggunakan semacam gelang identifikasi/semacam petunjuk yang memberitahukan bahwa pasien adalah penderita epilepsi.
Tekankan perlunya untuk melakukan evaluasi yang teratur/melakukan pemeriksaan laboratorium yang teratur sesuai dengan indikasi, seperti darah lengkap harus diperiksa minimal dua kali dalam satu tahun dan munculnya sakit tenggorok atau demam.
Bicarakan kembali kemungkinan efek dari perubahan hormonal
Diskusikan manfaat dari kesehatan umum yang baik, seperti diet yang adekuat, istirahat yang cukup, latihan yang cukup dan hindari bahaya, alkohol, kefein dan obaat yang dapat menstimulasi kejang.
Tinjau kembali pentingnya kebersihan mulut dan perawatan gigi teratur.
Identifikasi perlunya penerimaan terhadap keterbatasan yang dimiliki, diskusikan tindakan keamanan yang diperhatikan saat mengemudi, menggunakan alat mekanik, panjat tebing, berenang, hobi dan sejenisnya

Kamis, 04 Oktober 2012

sistem respirasi


Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Status Asmatikus

PENGERTIAN
Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak berespons terhadap terapi konvensional. Serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Infeksi, ansietas, penggunaan tranquiliser berlebihan, penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, dan iritan nonspesifik dapat menunjang episode ini. Epidsode akut mungkin dicetuskan oleh hipersensitivitas terhadap penisilin.
Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medic berupa seranganasam berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila serangan 1 – 2 jam pemberian obat untuk serangan asma akut seperti adrenalin subkutan, aminofilin intravena, atau antagonisβ2 tidak ada perbaikan atau malah memburuk.

PATOFISIOLOGI
Karakteristik dasar dari asma ( konstriksi otot polos bronchial, pembengkakan mukosa bronchial, dan pengentalan sekresi ) mengurangi diameter bronchial dan nyata pada status asmatikus. Abnormalitas ventilasi – perfusi yang mengakibatkan hipoksemia dan respirasi alkalosis pada awalnya, diikuti oleh respiratori asidosis.
Terhadap penurunan PaO2 dan respirasi alkalosis dengan penurunan PaCO2 dan peningkatan pH. Dengan meningkatnya keparahan status asmatikus, PaCO2 meningkat dan pH turun, mencerminkan respirasi asidosis.

MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik status asmatikus adalah sama dengan manifestasi yang terdapat pada asma hebat – pernapasan labored, perpanjangan ekshalasi, perbesaran vena leher, mengi. Namun, lamanya mengi tidak mengindikasikan keparahan serangan. Dengan makin besarnya obstruksi, mengi dapat hilang, yang sering kali menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan.
Mengenal suatu serangan suatu asma akut pada dasarnya sangat mudah. Dengan pemeriksaan klinis saja diagnosis sudah dapat ditegakkan, yaitu dengan adanya sesak napas mendadak disertai bising mengi yang terdengar diseluruh lapangan paru. Namun yang sangat penting dalam upaya penganggulangannya adalah menentukan derajat serangan terutama menentukan apakah asam tersebut termasuk dalam serangan asma yang berat.
Asma akut berat yang mengancam jiwa terutama terjadi pada penderita usia pertengahan atau lanjut, menderita asma yang lama sekitar 10 tahun, pernah mengalami serangan asma akut berat sebelumnya dan menggunakan terapi steroid jangka panjang. Asma akut berat yang potensial mengancam jiwa, mempuyai tanda dan gejala sebagai berikut.
1.      Bising mengi dan sesak napas berat sehingga tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dengan sekali napas, atau kesulitan dalam bergerak.
2.      Frekuensi napas lebih dari 25 x / menit
3.      Denyut nadi lebih dari 110x/menit
4.      Arus puncak ekspirasi ( APE ) kurang dari 50 % nilai dugaan atau nilai tertinggi yang pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit
5.      Penurunan tekanan darah sistolik pada waktu inspirasi. Pulsus paradoksus, lebih dari 10 mmHg.

EVALUASI DIAGNOSTIC
1.      Pemeriksaan fungsi paru adalah cara yang paling akurat dalam mengkaji obstruksi jalan napas akut. Fungsi paru yang rendah mengakibatkan dan menyimpangkan gas darah ( respirasi asidosis ), mungkin menandakan bahwa pasien menjadi lelah dan akan membutuhkan ventilasi mekanis, adalah criteria lain yang menandakan kebutuhan akan perawatan di rumah sakit. Meskipun kebanyakan pasien tidak membutuhkan ventilasi mekanis, tindakan ini digunakan bila pasien dalam keadaan gagal napas atau pada mereka yang kelelahan dan yang terlalu letih oleh upaya bernapas atau mereka yang kondisinya tidak berespons terhadap pengobatan awal.
2.      Pemeriksaan gas darah arteri: dilakukan jika pasien tidak mampu melakukan maneuver fungsi pernapasan karena obstruksi berat atau keletihan, atau bila pasien tidak berespon terhadap tindakan. Respirasi alkalosis ( CO2 rendah ) adalah temuan yang paling umum pada pasien asmatik. Peningkatan PCO2 ( ke kadar normal atau kadar yang menandakan respirasi asidosis ) seringkali merupakan tanda bahaya serangan gagal napas. Adanya hipoksia berat, PaO2 < 60 mmHg serta nilai pH darah rendah.
3.      Arus puncak ekspirasI: APE mudah diperiksa dengan alat yang sederhana, flowmeter dan merupakan data yang objektif dalam menentukan derajat beratnya penyakit. Dinyatakan dalam presentase dari nilai dungaan atau nilai tertinggi yang pernah dicapai. Apabila kedua nilai itu tidak diketahui dilihat nilai mutlak saat pemeriksaan.
4.      Pemeriksaan foto thoraks
Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk melihat hal – hal yang ikut memperburuk atau komplikasi asma akut yang perlu juga mendapat penangan seperti atelektasis, pneumonia, dan pneumothoraks. Pada serangan asma berat gambaran radiologis thoraks memperlihatkan suatu hiperlusensi, pelebaran ruang interkostal dan diagfragma yang meurun. Semua gambaran ini akan hilang seiring dengan hilangnya serangan asma tersebut.
5.      Elektrokardiografi
Tanda – tanda abnormalitas sementara dan refersible setelah terjadi perbaikanklinis adalah gelombang P meninggi ( P pulmonal ), takikardi dengan atau tanpa aritmea supraventrikuler, tanda – tanda hipertrofi ventrikel kanan dan defiasi aksis ke kanan. 

PENATALAKSANAAN MEDIS
Semua penderita yang dirawat inap di rumah sakit memperlihatkan keadaan obstruktif jalan napas yang berat. Perhatian khusus harus diberikan dalam perawatan, sedapat mungkin dirawat oleh dokter dan perawat yang berpengalaman. Pemantauan dilakukan secara tepat berpedoman secara klinis, uji faal paru ( APE ) untuk dapat menilai respon pengobatan apakah membaik atau justru memburuk. Perburukan mungkin saja terjadi oleh karena konstriksi bronkus yang lebih hebat lagi maupun sebagai akibat terjadinya komplikasiseperti infeksi, pneumothoraks, pneumomediastinum yang sudah tentu memerlukan pengobatan lainnya. Efek samping obat yang berbahaya dapat terjadi pada pemberian drips aminofilin. Dokter yang merawat harus mampu dengan akurat menentukan kapan penderita meski dikirim ke unit perawatan intensif.
Penderita status asmatikus yang dirawat inap di ruangan, setelah dikirim dari UGD dilakukan penatalaksaanan sebagai berikut.
1.      Pemberian terapi oksigen dilanjutkan
Terapi oksigen dilakukan megnatasi dispena, sianosis, danhipoksemia. Oksigen aliran rendah yang dilembabkan baik dengan masker Venturi atau kateter hidung diberikan. Aliran oksigen yang diberikan didasarkan pada nilai – nilai gas darah. PaO2 dipertahankan antara 65 dan 85 mmHg. Pemberian sedative merupakan kontraindikasi. Jika tidak terdapat respons terhadap pengobatan berulang, dibutuhkan perawatan di rumah sakit.
 2.      Agonis β2
Dilanjutkan dengan pemberian inhalasi nebulasi 1 dosis tiap jam, kemudian dapat diperjarang pemberiannya setiap 4 jam bila sudah ada perbaikan yang jelas. Sebagian alternative lain dapat diberikan dalam bentuk inhalasi dengan nebuhaler / volumatic atau secara injeksi. Bila terjadi perburukan, diberikan drips salbutamol atau terbutalin.
3.      Aminofilin
Diberikan melalui infuse / drip dengan dosis 0,5 – 0,9 mg/kg BB / jam. Pemberian per drip didahului dengan pemberian secara bolus apabila belum diberikan. Dosis drip aminofilin direndahkan pada penderita dengan penyakit hati, gagal jantung, atau bila penderita menggunakan simetidin, siprofloksasin atau eritromisin. Dosis tinggi diberikan pada perokok. Gejala toksik pemberian aminofilin perlu diperhatikan. Bila terjadi mual, muntah, atau anoreksia dosis harus diturunkan. Bila terjadi konfulsi, aritmia jantung drip aminofilin segera dihentikan karena terjadi gejala toksik yang berbahaya.
4.      Kortikosteroid
Kortikosteroid dosis tinggi intraveni diberikan setiap 2 – 8 jam tergantung beratnya keadaan serta kecepatan respon. Preparat pilihan adalah hidrokortison 200 – 400 mg dengan dosis keseluruhan 1 – 4 gr / 24 jam. Sediaan yang lain dapat juga diberikan sebagai alternative adalah triamsiolon 40 – 80 mg, dexamethason / betamethason 5 – 10 mg. bila tidak tersedia kortikosteroid intravena dapat diberikan kortikosteroid per oral yaitu predmison atau predmisolon 30 – 60 mg/ hari.
5.      Antikolonergik
Iptropium bromide dapt diberikan baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan agonis β2 secara inhalasi nebulisasi terutama penambahan – penambahan ini tidak diperlukan bila pemberian agonis βsudah memberikan hasil yang baik.
6.      Pengobatan lainnya
a.       Hidrasi dan keseimbangan elektrolit
Dehidrasi hendaknya dinilai secara klinis, perlu juga pemeriksaan elektrolit serum, dan penilaian adanya asidosis metabolic. Ringer laktat dapat diberikan sebagai terapi awal untuk dehidrasi dan pada keadaan asidosis metabolic diberikan Natrium Bikarbonat.
b.      Mukolitik dan ekpetorans
Walaupun manfaatnya diragukan pada penderita dengan obstruksi jalan berat ekspektorans seperti obat batuk hitam dan gliseril guaikolat dapat diberikan, demikian juga mukolitik bromeksin maupun N-asetilsistein.
c.       Fisioterapi dada
Drainase postural, fibrasi dan perkusi serta teknik fisioterapi lainnya hanya dilakukan pada penderita hipersekresi mucus sebagai penyebab utama eksaserbasi akut yang terjadi.
d.      Antibiotik
Diberikan kalau jelas ada tanda – tanda infeksi seperti demam, sputum purulent dengan neutrofil leukositosis.
e.       Sedasi dan antihistamin
Obat – obat sedative merupakan indikasi kontra, kecuali di ruang perawatan intensif. Sedangkan antihistamin tidak terbukti bermanfaat dalam pengobatan asma akut berat malahan dapat menyebabkan pengeringan dahak yang mengakibatkan sumbatan bronkus.


Penatalaksanaan lanjutan
Setelah diberikan terapi intensif awal, dilakukan monitor yang ketat terhadap respon pengobatan dengan menilai parameter klinis seperti sesak napas, bising mengi, frekuensi napas, frekuensi nadi, retraksi otot bantu napas. APE, fotothoraks, AGD, kadar serum aminofilin, kadar kalium dan gula darah diperiksa sebagai dasar tindakan selanjutnya.

Indikasi perawatan intensif
Penderita yang tidak menunjukkan respon terhadap terapi intensif yangdiberikan perlu dipikirkan apakah penderita akan dikirim ke unit perawatan intensif. Adapun penderita yang memerlukan perawatan intensif yaitu
a.       Terdapat tanda- tanda kelelahan
b.      Gelisah, bingung, kesadaran menurun
c.       Terjadi henti napas ( PaO2 < 40 mmHg atau PaCO2 > 45 mmHg ) sesudah pemberian oksigen.


Penatalaksanaan lanjutan diruangan
Pada penderita yang telah menunjukkan respon yang baik terhadap pengobatan, terapi intensif dilanjutkan paling sedikit 2 hari. Pada 2 – 5 hari pertama semua pengobatan intravena diganti, diberikan steroid oral dan aminofilin oral serta agonis βdengan inhaler dosis terukur 6 – 8 x/ hari atau preparat oral 3 – 4 x/hari. Pada hari 5 – 10, steroid oral ( predmison, predmisolon  ) diturunkan, obat agonis βdan aminofilin diteruskan.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanda – tanda dehidrasi diidentifikasi dengan memeriksa turgor kulit. Masukan cairan penting untuk melawan dehidrasi, mengencerkan sekresi, dan untuk memudahkan ekspektorasi. Cairan intravena diberikan sesuai dengan yang diharuskan, hingga 3 sampai 4 L/hari, kecuali bila ada kontraindikasi.
Pemantauan terhadap pasien oleh perawat secara terus – menerus, penting dilakukan dalam 12 sampai 24 jam pertama, atau sampai status asmatikus dapat diatasi. Energy pasien harus dihemat dan ruangan harus tenang serta bebas dari iritan pernapasan, termasuk bunga, asap, tembakau, parfum, atau bau bahan pembersih. Bantal nonalergik harus digunakan.

PENYULUHAN PASIEN
Penatalaksanaan lepas rawat
Sebagai patokan, penderita dapat dipulangkan bila :
a.       Tidak ada sesak waktu istirahat
b.      Bising mengi tidak ada atau minimal
c.       Retraksi otot bantu napas minimal
d.      Tidur sudah normal
e.       APE > 70 % dari nilai normal atau nilai terbaik

Selama minggu pertama penderita dipulangkan, diberikan pengobatan yang sama dengan hari – hari terakhir perawatan di rumah sakit. Yang terpenting adalah mengenai penggunaan steroid. Penurunan dosis steroid 5 mg / hari baru dilakukan pada minggu kedua pasca perawatan. Pada penderita asma kronik yang tergantung steroid penurunan steroid dilakukan sampai dosis rendah yang masih ditoleransi penderita, sebaiknya diberikan dosis tunggal di pagi hari setiap hari atau selang hari. Kalau memungkinkan lebih baik diberikan steroid aerosol.
Mendidik pasien merupakan bagian penting dari perawatan jika kekambuhan dan perwatan ulang dipertahankan minimal. Pasien diinstruksikan untuk dengan segera melaporkan tanda – tanda dan gejala – gejala yang menyulitka, seperti bangun saat malam hari dengan serangan akut, tidak mendapatkan peredaan komplit dari penggunaan inhaler, atau mengalami infeksi pernapasan. Bronkodilator mungkin diperlukan sepanjang waktu. Obat – obat tertentu ( yaitu teofilin dan kortikosteroid ) dapat ditambahkan atau dosisnya dinaikkan ketika terjadi serangan asmatik. Hidrasi adekuat harus dipertahankan di rumah untuk menjaga sekresi agar tidak mengental. Pasien harus diingatkan bahwa infeksi harus dihindari karena infeksi dapat mencetuskan serangan.
Aktivitas perawatan diri tertentu meningkatkan penggagalan serangan hebat dan memberikan suatu kemadirian. Jika diresepkan teofilin oral kerja lama, instruksi yang cermat diberikan tentang bahaya penggunaan yang berlebihan. Adrenergic β2-selektif, seperti metaproterenol atau albuterol, mungkin juga diresepkan untuk pemberian mandiri dengan inhaler genggam dosis terukur. Bila bronkodilator ini tidak berhasil, kortikosteroid ( kerja cepat, dosis besar ), biasanya prednisone, diresepkan. Intruksi tentang penggunaan obat – obat ini juga diberikan dan pasien disarankan untuk mencari perawatan tindak lanjut sesuai kebutuhan.

KAJIAN KEPERAWATAN KRITIS
AIRWAY
Pengkajian:
Pada pasien dengan status asmatikus ditemukan adanya penumpukan sputum pada jalan nafas. Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan napas sehingga status asmatikus ini memperlihatkan kondisi pasien yang sesak karena kebutuhan akan oksigen semakin sedikit yang dapat diperoleh.
Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d penumpukan sputum
Intervensi :
1.      Amankan pasien ke tempat yang aman
R/ lokasi yang luas memungkinkan sirkulasi udara yang lebih banyak untuk pasien
2.      Kaji tingkat kesadaran pasien
R/  dengan melihat, mendengar, dan merasakan dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien

3.      Segera minta pertolongan
R/ bantuan segera dari rumah sakit memungkinkan pertolongan yang lebih intensif
4.      Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan telinga ke mulut pasien
R/ mengetahui tingkat pernapasan pasien dan mengetahui adanya penumpukan secret
5.      Berikan teknik membuka jalan napas dengan cara memiringkan pasien setengah telungkup dan membuka mulutnya
R/ memudahkan untuk mengeluarkan sputum pada jalan napas

BREATHING
Pengkajian :
Adanya sumbatan pada jalan napas pasien menyebabkan bertambahnya usaha napas pasien untuk memperoleh oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Namun pada status asmatikus pasien mengalami nafas lemah hingga adanya henti napas. Sehingga ini memungkinkan bahwa usaha ventilasi pasien tidak efektif. Disamping itu adanya bising mengi dan sesak napas berat sehingga pasien tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dengan sekali napas, atau kesulitan dalam bergerak. Pada pengkajian ini dapat diperoleh frekuensi napas lebih dari 25 x / menit. Pantau adanya mengi.
Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan pola napas b/d penurunan kemampuan bernapas
Intervensi :
1.      Kaji usaha dan frekuensi napas pasien
R/ mengetahui tingkat usaha napas pasien
2.      Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan telinga pada hidung pasien serta pipi ke mulut pasien
R/ mengetahui masih adanya usaha napas pasien
3.      Pantau ekspansi dada pasien
R/ mengetahui masih adanya pengembangan dada pasien

CIRCULATION
Pengkajian :
Pada kasus status asmatikus ini adanya usaha yang kuat untuk memperoleh oksgien maka jantung berkontraksi kuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut hal ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi lebih dari 110 x/menit. Terjadi pula penurunan tekanan darah sistolik pada waktu inspirasi. Pulsus paradoksus, lebih dari 10 mmHg. Arus puncak ekspirasi ( APE ) kurang dari 50 % nilai dugaan atau nilai tertinggi yang pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit. Adanya kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan sianosis yang dikaji pada tahap circulation ini.
Diagnosa Keperawatan :
perubahan perfusi jaringan perifer b/d kekurangan oksigen
Intervensi :
pantau tanda – tanda vital ( nadi, warna kulit ) dengan menyentuh nadi jugularis
R/ mengetahui masih adanya denyut nadi yang teraba

DISABILITY
Pengkajian :
Pada tahap pengkajian ini diperoleh hasil bahwa pasien dengan status asmatikus mengalami penurunan kesadaran. Disamping itu pasien yang masih dapat berespon hanya dapat mengeluarkan kalimat yang terbata – bata dan tidak mampu menyelesaikan satu kalimat akibat usaha napas yang dilakukannya sehingga dapat menimbulkan kelelahan . Namun pada penurunan kesadaran semua motorik sensorik pasien unrespon.

EXPOSURE
Pengkajian :
Setelah tindakan pemantauan airway, breathing, circulation, disability, dan exposure dilakukan, maka tindakan selanjutnya yakni transportasi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih intesif.

Kamis, 16 Februari 2012

integumen


  1. Anatomi fisiologi sistem integument
  • Pengertian kulit
  • Lapisan  kulit
  • Fungsi kulit
  • Kelenjar pada kulit
  • Saraf pada kulit
  • Pembuluh darah pada kulit
  • Jaringan kulit
  • Pigmentasi kulit
  • Pelengkap kulit
  • Fisiologi indra peraba
  • Reaksi putih
  • Triple respons
  • Hyperemia aktif
  • Macam-macam penyakit kulit
  1. Dermatitis
  • Pengertian
  • Penyebab
  • Tanda dan gejala
  • Cara pencegahan
  • Cara pengobatan
  • Askep dermatitis
  1. Konsep tindakan keperawatan
  • Kebersihan perorangan ( perawatan kulit, kuku kaki dan tangan, gigi dan mulut, mata, telinga, hidung, rambut, dan perineum )
  • Kebersihan lingkungan ( menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur, dan melawa-lawa ).
PEMBAHASAN
                                     
Anatomi fisiologi sistem integument
 gambar kulit            

      Pengertian kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
 lihat selengkapnya…….

      Lapisan kulit
  1. Epidermis
  • Stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
  • Stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum.
  • Stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke dalam tubuh.
  • Stratum spinosum/stratum akantosum.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan . sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan interselular.
  • Stratum Basal/Germinativum.
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.
Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan dermis.
Ternyata batas ini tidak datar tapi bergelombang, pada waktu korium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papilla kori (papilla kulit). Dipihak lain epidermis menonjol kea rah korium, tonjolan ini disebut Rute Ridges atau rete peg = prosessus inter papilaris.
  1. Dermis.
Struktur lapisan dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan:
  1. Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
  2. Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.
Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk memberikan kelenturan pada klit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.
Unsur sel:
Unsure utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang berkelompok. Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae dan sekitar anus.
Serat otot:
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan dengan folikel rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah yang cukup banyak pada kulit, putting susu, penis, skrotum dan sebagian perenium.
3.Subkutis.
            Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker = pegas/bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.


      Jaringan kulit.
Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringanyaitu jaringan epitelyang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).

      Kelenjar-kelenjar kulit.
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae.

  1. Kelenjar sebasea.
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata.
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di bawah control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat  untuk pemeliharaan kesehatan kulit.
  1. Kelenjar keringat.
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang; terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk massa tersendiri.
Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
1)      Kelenjar keringat ekrin.
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga luar, telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.
2)      Kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit putting susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur.
Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara pada folikel rambut.
  1. Kelenjar payudara (glandula mamae).
Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal yang secara fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia pektoralis superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu (papila mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-20 duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan melicinkan putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.

      Pigmentasi kulit.
Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten (pigmen) darah pada pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan kandungan pigmen melanin memberikan bayangan coklat.
Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis basal dan lapis taju dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit disebabkan oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam keratinosit.
pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormone, dan lingkungan. Faktor genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. Hormone pemacu malanosit MSH (melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan melanosom ke dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan enzim melanosit serta meningkatkan produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi coklat.



      Pembuluh darah.
Pembuluhdarah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:
1)      Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.
Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.
2)      Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.
Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam.
Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah yang beredar malalui kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit/melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyaeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.

      Saraf kulit.
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saaf sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.

      Pelengkap kulit.
  1. Kuku.
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan dorsal falang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan epidermis.
1)      Struktur kuku.
Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebgai epikondrium atau kutikula.
Bagian dari kuku, terdiri dari:
                                            i.            Ujung kuku atas ujung batas.
                                          ii.            Badan kuku yang merupakan bagian yang besar.
                                        iii.            Akar kuku (radik).
2)      Pertumbuhan kuku.
Denga bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm perminggu.

  1. Rambut.
Rambut merupakan benang keratin elastic yang berkembang dari epidermis dan tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, lingkung lubang dubur dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk dari bagian yang bersal dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan ikat).
1)      Struktur rambut:
  • Medula. Merupakn bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara.
  • Korteks. Merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras.
  • Kutikula. Terdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak berinti, kecuali yang terdapat pada akar rambut.
2)      Folikel rambut.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat bagian luar (sarang akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla di tempat persatuan akar rambut dan selubungnya.
3)      Sarung akar asal dermis.
Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang sesuai dengan lapisan reticular dermis.
Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan dalam berupa sabk homogeny sempit yang disebut glassy, membrane basal di bawah epidermis. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel polygonal yang menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis.
Sedangkan sarung akar rambut dalam merupakan sarung berat tanduk yang membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga ditemukan pada epidermis.

Susunan rambt:
a)      Batang rambut, merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Kalau dilihat potongan sebuah rambut dari luar ke dalam sbb:
(1)   Selaput rambut (kutikula), merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri dari sel-sel tandukyang tersusun disasak dengan baik.
(2)   Kulit rambut.
Korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal dan terdiri dari lapisan tanduk berbentuk kumparan yang tersusun memanjang dan mengandung butir-butir mielin.
(3)   Sumsum rambut (medula), merupakan bagian yang paling dalam yang dibentuk oleh sel tanduk dan bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang berisi udara.
(4)   Akar rambut
Merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit dan terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini tertanan amat dalam hingga dapat mencapai lapisan hypodermis.
Akar rambut terdiri dari:
  • Kandung rambut yaitu tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari permukaan kulit samapai pada bagian umbi rambut.
  • Papil rambut, merupakan bagian bawah folikel rambut yang berbentuk lonjong seperti telur yang ujung bawahnya terbuka dan berisi jaringan ikat tanpa serabut elastic.
  • Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar dan merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak dan berkembang secara mitosis.
(5)   Otot penegak rambut
Muskulus erector pili merupakan otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos yang terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut elastic. Bila otot ini berkontraksi, rambut akan tegak dan kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya akan didorong keluar untuk melumas rambut.

(6)   Pertumbuhan rambut.
Pertumbuhan rambut terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang berasal dari epidermis dan belum berdiferensiasi yang terletak di atas sekitar puncak papilla rambut. Sel-sel pada dasar folikel menjadi sarung akar rambut luar sel-sel matriks rambut merupakan tratum malpigi epidermis yang akhirnya menjadi sel-sel ber zat tanduk. Rambut mempunyai masa pertumbuhan tertentu yaitu untuk rambut kepala 0-3 tahun dan bulu mata 3-4 bulan.

      Kulit sebagai indera peraba.
Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang, panas, dingin, dan sakit ditimbulkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang.
Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan kepusat saraf di otak.

      Sensasi indera peraba dari kulit.
Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor masing-masing berbeda-beda, yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit, kemudian sensasi raba, dingin, dan panas.
Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukos mulut dan traktus respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan pitel gepeng berlapis-lapis  pada bagian akar rambut. Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada kulit dibawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura, endokardium, peritoneum, dan lain-lain.
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit, semua perasaan ini berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan sensitive terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan tekanan yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada otot dan sendi.
      Fungsi kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu:
  1. Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turutberperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
  1. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara PH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
  2. Fungsi absorbs.
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
  1. Fungsi kulit sebagai pengatur panas.
Suhu tubuh tetap stabil messkipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
            Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan pembuluuh daarh kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).
  1. Fungsi ekskresi.
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
  1. Fungsi persepsi.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.

      Reaksi putih.
Bila ujung  suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis tekanan menjadi pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah mengalir keluar dari kapiler, respons ini tampak kira-kira 15 detik.



      Tripel Respons.
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing, sebagian reaksi putih terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti pembengkakan, bintik kemerahan sekitar luka yang disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung dari kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan local disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan venolus. Kemerahan karena dilatasi arteriola dan denarvasi karena hambatan saraf menimbulkan rasa nyeri.

      Hiperemia Aktif.
Hiperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam suatudaerah yang dihidupkan kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. Respons pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar membuat kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh zat kimia.

      Macam-macam Penyakit Kulit.
1. Kudis
Kudis adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini dalam bahasa ilmiah disebut scabies, memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Cara Pencegahan penyakit kudis dapat dilakukan dengan mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.
pengobatan tradisional:
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut
2. Kurap
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda. Kurap dapat dicegah dengan cara mencuci tangan yang sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan mengindari kontak dengan penderita.
Kurap dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.
3. Panau
Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran,
pengobatan tradisional:
diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panau.
4. Borok, luka, dan kutil
pengobatan traditional
Olesi dengan getah buah jambu monyet atau jambu mete (Anarcadium occidentale L) selama beberapa hari sampai luka mengering
Untuk kutil, petiklah 5 lembar DAUN DEWA, tumbuk daun hingga halus. Lumurkan daun yang telah halus pada tempat yang berkutil, buatlah sampai merekat, biarkan satu hari dan lepas ke esokan harinya.
  1. Bisul, eksim, dan penyakit-penyakit kulit
Pengobatannya:
Helaian mahkota bunga teratai ini dibakar, akan menghasilkan abu yang juga berkhasiat sebagai obat. Abu ini bisa dimanfaatkan sebagai obat luar untuk menyembuhkan bisul, eksim, dan penyakit-penyakit kulit. Sedangkan serbuk dan benang sari bunga teratai jika dicampur madu dan keju akan menjadi obat penyakit wasir.

DERMATITIS
      pengertian
Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
                        
      Gejala Eksim
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.

      Penyebab Eksim
Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti, namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi atau asma.
Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.

      Cara Pengobatan
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.

      Cara Pencegahan
Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips dibawah ini :
  • Jaga kelembaban kulit.
  • Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak.
  • Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
  • Kurangi Stress.
  • Hindari pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan lain lain.
  • Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.
  • Hindari faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang dan lain lain.
  • Hati hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi





HIGIENE
Hygiene atau kebersihan ada 2 yaitu kebersihan perseorangan dan lingkungan
Kebersihan perseorangan.
  • perawatan kulit.
  • Perawatan kuku kaki dan tangan
  • Perawatan gigi dan mulut
  • Perawatan rambut
  • Perawatan mata, telinga, dan hidung.
  • Perawatan daerah genetalia dan perineal




      Perawatan Kulit.
Pengkajian:
Pengkajian fisik kulit, inspeksi dan palpasi, menentukan kebutuhan klien akan kebersihan. Kaji kondisi kulit: observasi: warna, tekstur, ketebalan, turgor, catat adanya lesi.
Diagnosa Keperawatan:
1.    Potensial perubahan dalam intergritas kulit sehubungan dengan: immobilitas fisik, pemasukan nutrisi yang tidak adekuat, adanya drainase dari luka.
2.    Perubahan intergritas kulit sehubungan dengan: luka dekubitus, kulit yang kering dan pecah-pecah, adanya luka terbuka, luka bakar.
Tujuan:
-       Mempertahankan kebersihan kulit
-       Membantu membuat klien menjadi rileks
-       Menstimulasi sirkulasi pada kulit
-       Mengembangkan self image.
Implementasi:
-       Memandikan klien di tempat tidur: complete bed bath, partial bed bath.
-       Membantu klien dengan tub bath dan shower.
Evaluasi:
Hasil yang diharapkan:
1.    kulit bersih, kering, elastis, hidrasi baik dan tidak ada daerah yang meradang.
2.    tidak ada lesi kulit baru, seperti abrasi, luka dekubitus/eksoriasi.
3.    lesi : bersih, tidak ada drainase, lebih kecil dari sebelumnya

      Perawatan kuku kaki dan tangan.
  1. 1.   Konsep dan Teori
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang. Bahkan status psikologis juga dapat diungkapkan dari adanya bukti gigitan kuku.
Perawatan kaki dan kuku secara rutin dapat mencegah infeksi, bau kaki, dan cidera pada jaringan lunak. Intergritas kaki dan kuku jari kaki penting untuk mempertahankan fungsi normal kaki sehingga orang dapat berdiri dan berjalan dengan nyaman. Masalah paling umum pada kuku jari tangan, kaki dan kuku jari kaki diakibatkan oleh perawatan yang berlebihan atau perawatan buruk seperti :
      Menggigit kuku
      Pemotongan yang tidak tepat
      Menghiasnya secara tidak tepat
      Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam
      Menggunakan sepatu terlalu sempit
Dalam perawatan kaki kita harus melibatkan pemeriksaan terhadap
      Permukaan kulit
      Bentuk
      Ukuran
      Jumlah jari
      Bentuk kaki
      Kondisi jari kaki

  1. 2.   Tujuan
Untuk mempertahankan fungsi normal kaki dan tangan serta menjaga citra diri seseorang.
  1. 3.   Manfaat
Mampu melakukan perawatan yang benar untuk jari,kuku  tsngsn dan kaki,dan timbul rasa percaya diri.
  1. 4.   Indikasi
Daerah antara kaki dan jari harus diperiksa hati-hati. Tumit, telapak kaki dan sisi kaki cenderung untuk iritasi apabila sepatu tidak pas. Jari-jari secara normal adalah lurus dan datar. Kaki harus dalam garis lurus dengan mata kaki dan tibia. Gangguan kaki yang menyakitkan menyebabkan kepincangan atau gaya berjalan yang tidak alami.
Kuku normal adalah sudut antara plat kuku dan kuku kira-kira 160 derajat.
Kuku normal yang sehat yaitu :
      Tranparan
      Lembut dan konveks
      Alas jari pink
      Ujung putih tembus cahaya
      Pigmentasi coklat  pada orang Afrika Amerika
      Kutikula harus lembut tanpa imflamasi

  1. Kontra indikasi
Abnormalitas Bantalan Kuku:
  • Tabuh
    •       Garis Beaus
    • Koilonika (kuku sendok)
    • Serpihan pendarahan
    • Paronikia
Masalah umum  kaki dan kuku:
  • KALUS
Kalus biasanya datar, tidak berasa nyeri, dan ditemukan di bawah permukaan kaki atau telapak tangan.
  • KATIMUMUL
Katimumul biasanya berbentuk kerucut, bulat , dan naik.
  • KUTIL PADA KAKI (PLANTAR WART)
Luka yang berjamur terlihat pada tumit kaki dan disebabkan oleh virus papiloma
  • INFEKSI JAMUR KAKI (TINEA PEDIS)
Yaitu infeksi pada jamur kaki, ketidaksamaan sisi dan retakan kulit terjadi antara jari dan tumit kaki.
  • KUKU YANG TUMBUH KE DALAM
  • KUKU TANDUK RAM
Biasanya kuku yang meliuk panjang
  • PARONISIA
Inflamasi jaringan sekitar jari terjadi setelah bintil kuku atau cedera lain.
  • BAU KAKI
akibat keringat yang berlebihan yang meningkatkan perkembangan mikroorganisme.
  1. 6.   Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk perawatan kaki dan kuku
   Baskom cuci
   Pengikir kuku
   Handuk mandi, handuk wajah
   Losion
   Waslap
   Keset mandi sekali pakai
   Gunting kuku
   Sarung tangan sekali pakai
   Karet alas mandi sekai pakai
   Papan penghalus
  1. 7.   Prosedur
Langkah-langkah perawatan kaki dan kuku:
  Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
  Atur peralatan yang akan digunakan pada meja tempat tidur. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu ruangan
  Lakukan pengkajian dan lakukan perawatan
  Perawat mengkaji gaya berjalan klien. gangguan kaki yang menyakitkan menyebabkan kepincangan atau gaya berjalan yang tidak alami.

Inspeksi dan palpasi:
Perawat menginspeksi warna bantalan kuku, kebersihan, panjang, ketebalan dan bentuk plat kuku, tekstur kuku, sudut antara kuku dan bantalan kuku, dan kondisi lipatan kuku lateral dan proksimal di sekitar kuku. Untuk mempalpasi, perawat memegang jari klien dengan hati-hati dan menobsevasi warna bantalan kuku. Kemudian beri tekanan yang lembut, kuat, cepat dengan ibu jari pada bantalan kuku dan lepaskan. Pada saat ditekan, bantalan kuku tampak putih dan memucat; tetapi, warna merah muda harus  segera kembali pada saat tekanan dilepaskan.
  1. 8.   Evaluasi
Respon klien terhadap perawatan kaki dan kuku dievaluasi dengan baik selama beberapa hari atau minggu. Jika klien memilik masalah apapun, hal ini membutuhkan waktu bagi perubahan untuk meningkatkan. Evaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan memerlukan perawat untuk menentukan keberhasilan intervensi. Misalnya, jika klien terus menerus memiliki rasa tidak nyaman selama berjalan maka memerlukan tipe alas kaki yang berbeda. Perawat juga menginstruksi klien dengan cara mengevaluasi praktek perawatan kaki dan kuku pribadi.

Peningkatan Kesehatan:
Klien, terutama yang terkena diabetes, memerlukan instruksi perawatan kaki yang tepat. Banyak komplikasi yang dapat dihindari. Jika klien dimotivasi untuk melaksanakan perawatan kaki dan kuku yang tepat sebagai bagian dari hygiene mereka setiap hari. Perawatan yang tepat dapat juga membantu lansia menjadi aktif, dengan demikian memungkinkan mereka berpartisipasi dalam meningkatkan aktifitas kesehatan yang lain.

  1. 9.      Dokumentasi.
Catat setiap prosedur yang dilakukan, dan perbahan serta kelainan yang terjadi.

      Perawatan gigi dan mulut.
Terdiri dari:
  • Menyikat gigi
  • Membersihkan mulut (oral higiene)
  • Memelihara mulut pada klien patah tulang rahang
  • Memelihara gigi palsu
Tujuan Perawatan Gigi dan Mulut
  • Agar gigi dan mulut tetap bersih/ tidak berbau
  • Mencegah infeksi pada mulut, kerusakan gigi, bibir, dan lidah pecah-pecah/ stomatitis
  • Memberikan perasaan senang dan segar pada klien
  • Membantu merangsang nafsu makan
  • Mendidik klien dalam kebersihan perseorangan.


      Perawatan rambut.
  1. A.    Klasifikasi Rambut
Ada 4 jenis rambut, yaitu:
a. Rambut yang panjang dan agak kasar yakni rambut kepala.
b. Rambut yang agak kasar tetapi pendek yang berupa alis.
c. Rambut yang agak kasar tetapi tidak sepanjang rambut dikepala, contohnya rambut ketiak.
d. Rambut yang halus yang terdapat pada pipi, dahi, lengan, perut, punggung dan betis.
  1. B.   TUJUAN
Tujuannya adalah membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, serta memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.

  1. C.   MANFAAT
Manfaat dari perawatan rambut adalah untuk memaksimalkan fungsi dari rambut itu sendiri, yaitu:
  1. Pelindung
Kandung rambut di dalam kulit berhubungan langsung dengan ujung – ujung saraf perasa, dengan cepat mampu mengantar denyut-denyut sinyal ke otak, sehingga manusia segera mampu bereaksi terhadap keadaan yang menjadi penyebabnya. Jika kita mendadak menjadi sangat tegang atau sangat ketakutan, otot penegak rambut yang menempel dikandung rambut dalam kulit akan mengerut dan menjadikan rambut, bulu kuduk, atau bulu roma kita berdiri.

  1. Penghangat
Rambut kepala yang paling dominan pertumbuhan dan ketebalannya, membentuk semacaminsulator alami yang menjaga stabilitas suhu kulit kepala dari pengaruh suhu udara disekitarnya. Dinginnya udara sekitar tidak dapat langsung mengenai kulit kepala berhubung adanya insulatorudara yang memperoleh pemanasan tetap dari suhu badan kita. Sebaliknya, panasnya udara sekitar akan meningkatkan suhu insulator yang segera merangsang terjadinya perkeringatan. Keringat akan menguap dan untuk menguap membutuhkan panas yang akan diambil dari suhu kulit kepala. Dengan demikian tidak akan terjadi peningkatan suhu kulit kepala.

  1. Penambah Kecantikan
Apabila ditinjau dari sisi estetika, rambut juga memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pertanda status social
b. Identitas profesi
c. Menunjang penampilan

  1. D.   INDIKASI
Adapun beberapa kelainan yang menyerang rambut, walaupun kelainan-kelainan ini terkelompok tidak menular, kelainan-kelainan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit mutiara, ialah semacam benda-benda kecil yang melekat pada rambut, bentuknya bulat berwarna abu-abu agak keputih-putihan. Ditempat ini rambut mudah patah dan ujungnya berbelah. Biasanya disebabkan oleh kurang bersihnya pada saat pencucian rambut atau adanya sisa-sisa zat kimia seperti shampo, hair spray (bahan-bahan kosmetika untuk penataan rambut). Di samping itu yang paling mendasar lagi adalah adanya kerusakan pada lapisan batang rambut.
b. Cinities adalah istilah untuk rambut beruban (rambut putih). Rambut uban terjadi bila zat warna/pigmen rambut mulai menghilang terdesak oleh hawa. Kondisi rambut uban dapat terjadi karena faktor usia, cacat bawaan, keturunan, dan sebagainya. Di samping itu penyebabcinities ini juga karena suatu penyakit misalnya lepra atau goncangan jiwa yang tiba-tiba, banyak pikiran dan sebagainya.
Cinities ada 2 macam yaitu:
1) Congenital Cinities, ini terjadi sejak lahir. Jadi pada rambutnya tidak ada zat warna (pigmen) dan kadang-kadang dia terdapat disekelompok rambut kepala.
2) Acquire Cinities, muncul setelah orang mulai berumur atau menjelang usia dewasa. Biasanya ini disebabkan oleh depresi mental, kecemasan, nervous, sakit yang lama atau sakit turunan.
c. Trichoclasia adalah penyakit rambut yang ditandai dengan timbulnya simpul-simpul pada batang rambut yang berwarna putih-putih seperti penyakit mutiara. Ini disebabkan karenamatrix rambut terganggu. Bila selang seling putih-putih tersebut sudah mulai muncul, maka rambut akan mudah putus-putus (rapuh), karena tidak mendapat oksigen yang merata pada setiap batang rambut.
d. Trichoptilosis, ialah keadaan dari ujung rambut yang pecah-pecah menyerupai serabut. Hal ini timbul karena kurang perawatan, di samping itu juga disebabkan gizi yang tidak seimbang, cara pemakaian kosmetika yang kurang cocok/tidak tepat, sering terkena terik matahari dan terlalu sering menggunakan alat-alat listrik untuk perawatan rambut.
e. Hypertrichosis/hirsutisme adalah suatu istilah untuk rambut yang tumbuh melebar dan tebal secara berlebih.
f. Trichorhexis Nodosa ialah rambut yang pada jarak tertentu membesar, menonjol/menebal dan didekat benjolan itu rambut pecah seperti serabut pada bagian ujungnya dan kadang terjadi simpulsimpul. Hal ini disebabkan karena rambut kekurangan minyak dan zat protein, sehingga terjadi kemunduran pada kualitas keratin batang rambut.
g. Monilethri/monilethria ialah pada jarak tertentu dibatang rambut tumbuh semacam kelainan pada batang rambut tersebut yakni tumbuh rambut secara menebal dan kemudian menipis lalu putus-putus, setelah itu ujung-ujung rambut juga seperti serabut.Biasanya  bila rambut mengalami hal seperti itu, maka kulit kepala menjadi kering. Penyebab yang utama adalah karena keturunan.
h. Alopecia, atau disebut kebotakan adalah kelainan rambut rontok secara terus menerus hingga kepala mengalami kebotakan. Alopecia secara umum disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1) Makan yang kurang teratur, tentu kesehatan akan terganggu, sehingga menyebabkan tubuh mengidap/kekurangan zat kapur, vitamin-vitamin, kurang darah, kelenjar-kelenjar dalam tubuh tidak bekerja dengan baik atau karena penyakit infeksi seperti tifus atau sifilis.
2) Karena sering mengalami penyakit rambut seperti penyakit mutiara dan lain sebagainya.
3) Mengidap penyakit kulit kepala misalnya ketombe atau tinea.
4) Keadaan fisik yaitu ketegangan saraf yang berlangsung lama, banyak pikiran, atau mental mengalami stress.
5) Karena keadaan mekanis, terus menerus memakai topi/tutup kepala yang ketat atau tidak memberi udara sama sekali buat rambut.
6) Faktor keturunan, hal ini termasuk faktor yang agak susah dalam pengobatan.
  1. E.   KONTRADIKSI
Seperti telah diuraikan di depan bahwa suatu penyakit untuk pindah (menular) lalu berkembang sangatlah mudah sedangkan untuk pengobatan tentu akan merepotkan oleh karena itu pokok utama yang harus diperhatikan sebagai tindakan pencegahannya adalah sebagai berikut:
a. Rambut dan kulit kepala haruslah selalu dalam keadaan bersih.
b. Semua peralatan yang dipergunakan haruslah bersih dan steril (perhatikanlah sanitasi alat-alat). Setidaknya satu kali dalam dua hari harus dicuci bersih dan bila perlu memakai air panas untuk beberapa alat tertentu seperti sisir, jepitan kawat, dan sebagainya.
c. Usahakan alat-alat untuk perawatan rambut (alat-alat tertentu, seperti sisir, jepitan, sisirblow ataupun tutup kepala tidak dipakai oleh orang lain/sembarang orang, karena akan sangat mudah untuk menularnya penyakit-penyakit rambut.
d. Bila terlihat tanda-tanda seperti jamur dikulit kepala, secepatnya diobati dengan obat anti jamur. Atau bila sudah terlihat kelainankelainan pada rambut seperti putih-putih atau patah-patah lalu menyerupai serabut, lakukanlah perawatan berkala secara teratur dan pilihlah bahan kosmetika untuk perawatan yang sesuai seperti krim atau minyak.
e. Bagi orang yang menyenangi binatang piaraan seharusnyalah memelihara bianatang tersebut dengan benar, misalnya mengatur makanan baik tempat ia makan maupun yang dimakannya, tempat kotorannya (tidak disembarang tempat), pengaturan mandinya, dan tempat tinggal/kandangnya. Ini semua bertujuan untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui kutu/kotorannya. Biasanya kutu-kutu binatang akan pindah tempat kekulit kepala manusia lalu ia bersarang dan terjadi peradangan dan akhirnya berkembang biak dikepala. Hal ini tentu saja mengganggu pertumbuhan rambut.
f. Untuk orang-orang yang gemar berenang, bila berenang dikolam renang umum, hendaklah berhati-hati dan selalu memakai tutup kepala. Ini bertujuan untuk menghindari gangguan penyakit piodra yang mengganggu kesuburan rambut.
g. Bagi penderita kulit kepala yang termasuk kelompok trichophyton baik disebabkan oleh jamur maupun oleh eksim seperti telah diterangkan sebelumnya, maka paling penting kita ketahui untuk pencegahannya yaitu dengan menghindari/mencegah bila terlihat tanda-tanda bercakbercak. Apalagi bila diiringi dengan warna kuning dan basah, secepatnyalah berobat dan menghindari makanan yang berlemak, menghindari pikiran-pikiran stress dan menghindari banyaknya keringat keluar.
h. Memperhatikan gizi yang seimbang dalam kehidupan sehari-hari untuk pertumbuhan rambut sehat.
  1. F.   PERSIAPAN ALAT
1. Handuk secukupnya.
2. Perlak atau pengalas.
3. Baskom berisi air hangat.
4. Sampo atau sabun dalam tempatnya.
5. Kasa dan kapas.
6. Sisir.
7. Bengkok.
8. Gayung.
9. Ember kosong.
  1. G.   PROSEDUR
1.Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Tutup jendcla atau pasang sampiran.
4. Atur posisi pasien dengan tidur.
5. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien.
6. Pasang perlak atau pcngalas di bawah kepala dan sambungkan kearah bagian baskomdengan pinggir digulung.
7. Tutup  telinga dengan kapas.
8. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher.
9. Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat, selanjutnya menggunakan sampo dan bilas dcngan air hangat sambil dipijat.
10. Setelah selesai keringkan.
11. Cuci tangan
  1. H.      EVALUASI
  2. Lihat kembali hasil perawatan rambut setelah selesai melakukan prosedur di atas.
  3. Perhatikan bagaimana perubahan yang terjadi pada rambut setelah melakukanperawatan rambut
  4. Minta klien menjelaskan kembali prosedur dan alat yang digunakan pada perawatan rambut
  5. Minta klien untuk menjelaskan lanhkah yang dilakukan untuk mengurangi penularan dan pencegahan kelainan-kelainan pada rambut.
  6. I.     DOKUMENTASI
Dokumentasikan setiap prosedur dan tahap – tahap yang dilakukan, kondisi dan keadaan rambut, serta temuan ataupun perubahan yang terjadi seperti adanya kelainan–kelainan pada rambut. Catatlah hasil dari perawatan rambut yang dilakukan agar dapat diketahui tercapai atau tidaknya tujuan yang diharapkan.

      Perawatan mata
Mata merupakan salah satu indera manusia pemberian Allah SWT. Dengan mata manusia bisa melihat keindahan, membedakan gelap dan terang, dan akhirnya untuk mensyukuri kebesaran Allah dialam semesta ini.

Hal yang Merusak mata

Gaya hidup modern seperti sekarang ini bisa menyebabkan stres pada tubuh dan khususnya keletihan pada mata. terkadang mata terasa lelah karena digunakan untuk bekerja mencermati data ataupun komputer seharian atau juga mata terasa pedih terkena debu jalanan yang berterbangan ketika pulang kerja, dan lain sebagainya.

Menjaga Mata

Menjaga mata tentu menjadi suatu tugas yang perlu diemban dan dijalani dengan sungguh-sungguh. Untuk merawat mata dan menjaga kesehatan mata, beberapa hal yang bisa digunakan untuk membantu:
  • Periksa ke dokter mata 12 bulan
  • Pakailah kacamata pelindung sinar di musim panas atau ketika terik matahari
  • Makanlan nutrisi yang baik, termasuk nutrisi untuk mata
  • Jika membaca atau bekerja didepan komputer, pastikan cahayanya tepat
  • Istirahatkan mata
  • Cari lensa kontak dengan kualitas baik
  • Rawatlah lensa kontak dengan baik
      Perawatan hidung.
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat menciderai mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar,iritasi mukosa ,atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Jika klien menggunakan selang makan atau suksion dimsukkan ke dalam melalui hidung maka perawat harus mengganti plester yang mengikat selang minimal sekali sehari. Jika plester lembab karena sekresi nasal,kulit dan mukosa dapat dengan mudah maserasi. Gerakan keatas dan kebawah dari selang menyebabkan cedera jaringan. Perawat harus mengetahui bagaimana melekatkan selang dengan tepat untuk meminimalkan tegangan atau friksi pada lubang hidung. Jika cidera jaringan terjadi, maka perlu melepas selang dan memasukkan selang pada lubang hidung yang lain. Perawat harus selalu membersihkan lubang hidung dengan teliti disekitar selang karena ditempat tersebut terdapat sekresi yang menggumpal.
Jika Epistaksis atau perdarahan hidung-mimisan adalah kondisi yang sangat umum terjadi.. Epistaksis biasanya merupakan akibat dari trauma intranasal yang terlokalisir. Namun, mungkin bisa menjadi tanda awal penyakit sistemik yang lebih serius.
INDIKASI
Pasien dengan epistaksis harus dievaluasi secara bijaksana. Semua pasien epistaksis memerlukan pemeriksaan secara menyeluruh demikian pula dengan kontrol perdarahannya.
KONTRAINDIKASI
Tidak ada kontraindikasi pada penanganan epistaksis. Perlu penatalaksanaan tanda vital yang tidak stabil, pernapasan yang tidak stabil, cedera pada tungkai yang membutuhkan perawatan, atau komplikasi lain yang berhubungan dengan hilangnya darah
PERALATAN
  • Nose clip
  • Headlight or overhead light source
  • Yankauer suction caheter
  • Frazier suction caheter, #5 and #7
  • Nasal speculum, short and medium lenghts
  • Bayonet forceps
  • Kidney basin
  • Weeder metal tongue blade or wooden tongue depressors
  • Gown, gloves and face shield
  • Cotton balls
  • Topical anesthetics and vasoconstrictors
  • Silver nitrate applicator stick
  • Petroleum (Vaseline)-impregnated gauze ribbon 0,5 inchies wide
  • Synthetic nasal sponges/tampons, various lenghts
  • Nasal ballons (anterior, posterior, anterior and posterior)
  • 14 French Foley catheter with a 30 mL ballon
  • Gelfoam
  • 4×4 gauze squares
  • Surgicel
  • ENTaxis nasal packing
  • 3 inch long dental rolls or tonsil packs, or 3×36 inch Vaseline gauze
  • Umbilical tape or 0 silk suture
  • Red rubber catheters
  • Lubricant
PERSIAPAN PASIEN
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, risiko-risikonya, dan keuntungannya terhadap pasien dan atau pendapat-pendapat mereka tentang prosedur tersebut. Buat informed consent untuk melakukan prosedur itu. Serta pastikan pasien telah memahami semua instruksi post prosedur dan follow up yang diperlukan .
ANESTESI DAN VASOKONTRIKSI
Anestesi       
Lidocaine (4%)Cocaine (4%)Pontocaine (2%)
Vasokonstriksi
Phenulephrine (0,5-1,9%)Cocaine (4%)Oxymetazoline (0,05%)Epinephrine (1:1000)Xylometazoline Ephedrine (3%)
Kombinasi Anestesi dan Vasokonstriksi
CocaineLidocaine and phenylephrine (50:50).Lidocaine and oxymetazoline (50:50). Epinephrine (0,25 mL of 1:1000) and lidocaine (20 mL)
Teknik untuk penanganan epistaksis. Terdiri dari
  • penggunaan pack absorbabel
  • kauterisasi elektik
  • kateter folley
  • rull gauze
  • kateter balon intranasal
  • petrolatum(vaselin)
  • gauze yang diisi dengan ribbon
  • tampon/sponge nasal
  • serta silver nitrat.
Teknik dan bahan yang dipilih tergantung dari lokasi perdarahan ( anterior dan posterior ) serta keinginan dokter.
TEKNIK PENAGANAN EPISTAKSIS ANTERIOR
PACK ABSORBABELGelfoam adalah sponge gelatin absorbabel yang mudah didapat tidak mahal, tersedia dalam bentuk jaring-jaring untuk pembentukan bekuan darah.
Surgicel mengandung selluloid yang teroksidasi dan teregenerasi. Surgicel lebih meningkatkan koagulasi dari pada Gelfoam. Akan tetapi, surgical menyebabkan pemyembuhan menjadi terhambat; sehingga digunakan untuk perdarahan yang persisten atau jika Gelfoam tidak tersedia.
Thrombin topical terbuat dari bovine thrombin. Tempatkan sepotong Gelfoam jenuh dengan thrombin didaerah yang mengalami perdarahan. Thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan membantu proses koagulasi yang cepat untuk membentuk bekuan darah.
Kolagen cocok untuk berbagai bentuk multiple dari sumber perdarahan yang bervariasi. Bahan ini meningkatkan agregasi platelet dan pembentukan jaring-jaring untuk formasi dari bekuan darah.


      Perawatan telinga.
  1. A.      Tujuan
Mencegah komplikasi lanjutan dari infeksi atau kelainan telinga
  1. B.      Manfaat
Jangan anggap enteng perawatan telinga. Salah-salah malah mendatangkan masalah. Oleh sebab itu perawatan telinga harus dilakukan dengan cara- cara tertentu.telinga mempunyai bagian-bagian yang harus diperlakukan sangat hati-hati.
C. Indikasi     
a. Factor Internal
Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi karena bakteri. jamur. atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus. misalnya virus influenze. yang masuk dari rongga mulut melirlui saluran Eustachius.
Otosklerosis
Penyakit ini merupakan tuli konduksi yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa.
Tuli saraf
Disebabkan oleh kerusakan saraf auditori atau kerusakan pusat pendengaran di otak. Di sisi lain, kita juga mengenal penyakit telinga dengan sebutan congek. Gejalanya, dari telinga, persisnya dari selaput gendang yang berlubang, keluar cairan. “Lubang itu bisa disebabkan apa saja. Biasanya karena berbagai komplikasi dari hidung dan tenggorok.”  Di antara telinga, hidung, dan tenggorok, urai Noerbaiti, terdapat saluran yang menghubungkan ketiganya. Saluran yang menghubungkan hidung dengan telinga berfungsi menjaga tekanan udara pada telinga bagian tengah agar sama dengan telinga bagian luar. Saat anak terserang flu atau pilek, saluran yang menghubungkan telinga dan hidung bisa saja tersumbat cairan ingus sehingga menimbulkan rasa nyeri. Selain itu, sumbatan menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan udara di telinga bagian tengah dan bagian luar. Laiknya sebuah sumur, perbedaan tekanan ini akan membentuk ruang hampa yang dapat “memompa” cairan ingus keluar melalui telinga. “Inilah yang disebut congek. Mula-mula yang keluar hanya cairan bening saja, tapi lama-lama mengental, bernanah, dan berbau.” Selanjutnya, akibat perbedaan tekanan, congek dapat menyebabkan jebolnya selaput gendang dan mengakibatkan 2 risiko infeksi, yaitu dari luar dan dalam.
Yang dari dalam, contohnya terjadi saat anak menderita flu/pilek. Cairan ingus dari hidung masuk ke saluran yang berhubungan dengan telinga, sehingga menyebabkan infeksi telinga tengah. “Jika dibiarkan, akan menjalar sampai ke selaput otak dan bisa menyebabkan kematian.” Oleh karena itu, waspadai bila flu/pilek datang karena bisa menyebabkan komplikasi yang lebih jauh ke telinga bahkan sampai ke otak. Flu/pilek hanya boleh diobati sendiri selama 3 hari. Lebih dari itu bila belum juga membaik, segera bawa anak ke dokter karena dikhawatirkan rentetan efek yang disebabkan penyakit ini bisa sangat panjang.
b. Faktor eksternal
Salah satu kebiasaan salah yang sering kita lakukan adalah mengorek bagian dalam telinga dengan cotton buds atau “logam” yang ujungnya cekung seperti sendok. Menurut Noerbaiti, “Liang telinga bagian dalam hanya boleh dibersihkan dengan alat khusus yang bisa memutar dan dilakukan oleh ahli. Pemakaian cotton buds justru mendorong kotoran kuping masuk makin ke dalam lagi.”
Kotoran, lanjutnya, justru terperangkap dalam cekungan telinga yang bentuk liangnya UUUU dalam liang telinga akan mengeras dan membatu.
BENDA ASING
Jika telinga kemasukan benda asing, tak ada pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah. “Penanganan yang salah justru akan membawa akibat yang lebih buruk lagi. Jangan mencoba mengeluarkan benda tadi dengan cara dikorek-korek. Segera bawa ke dokter THT.” Berikut benda-benda asing yang biasa masuk ke telinga:
* Air                 
Saat mandi atau berenang, tak jarang air masuk ke telinga anak. Selama telinganya bersih, air otomatis akan keluar sendiri. Namun kalau di dalamnya terdapat kotoran kuping, air akan membuatnya mengembang sehingga tidak bisa keluar. Segera ke dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.
* Semut
Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
* Cotton Buds
Cotton buds tidak dianjurkan secara medis untuk mengorek-ngorek telinga, walau masih saja ada yang menggunakannya. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati menggunakannya. Ada contoh kasus, seorang ibu membersihkan telinga bayinya yang baru berumur 7 hari dengan cotton buds. Alih-alih menjadi bersih, telinga si bayi malah berdarah.
Pada orang dewasa, panjang liang ini 3 cm, sedang pada bayi hanya 1,5 cm. Oleh karena itu, berhati-hatilah. Jika kapasnya tertinggal di dalam telinga, segera bawa anak Anda ke dokter THT dan jangan mengorek-ngorek sendiri untuk mengeluarkan kapas tersebut.
* Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinganya. Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi, segera bawa ke dokter THT. Jangan coba-coba mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
  1.  Kontraindikasi
1)      Inilah poin-poin yang penting untuk diperhatikan dalam menjaga kesehatan telinga.
 Jangan mengorek-ngorek telinga. Baik dengan cotton buds maupun benda lain.
2)      Biasakan anak mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga.
3)      Pada bayi, mekanisme ini pun telah dilakukan, yaitu ketika bayi mengisap puting susu atau dot.
4)      Bila telinga terasa berkurang pendengarannya, segera ke dokter THT untuk dibersihkan.
5)      Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan mengeluarkan benda asing yang masuk. Bila hal ini tidak terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dengan telinga. Segera konsultasikan ke dokter THT untuk dicari penyebabnya.
6)      Jauhkan cotton buds dari jangkauan anak-anak. Mereka belum tahu bahayanya. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bila tidak hati-hatimenggunakannya, bukan tak mungkin menusuk dan merobek selaput gendang.
  1. E.      Persiapan
  • Siapkan alat dan bahan.
  •  Jelaskan prosedur pada klien
  • Edukasi,perawat harus menguasai terlebih dahulu yang akan menjadi penjelasan dan tindakan terhadap klien.
  1. F.       Prosedur
Untuk mengurangi litigasi di telinga syringing dan memberikan pasien dengan efektif dan perawatan yang lebih aman telinga Wax atau cerumen adalah sekresi normal dari kelenjar ceruminous di meatus luar, yang sedikit asam, memberi kualitas bakterisida baik, yang lengket bentuk basah (seperti disekresi oleh Kaukasia dan’s) atau Afro-Karibia kering, bentuk serpihan (seperti disekresi oleh Oriental). Selain migrasi epitel, gerakan rahang membantu gerakan lilin ke pintu masuk saluran telinga mana ia keluar ke kulit. Sejumlah kecil lilin biasanya ditemukan di saluran telinga dan ketiadaan mungkin merupakan tanda bahwa kondisi kulit kering, infeksi atau pembersihan yang berlebihan telah mengganggu produksi normal lilin. Hanya bila ada akumulasi penghapusan lilin yang mungkin diperlukan. Pengeluaran lilin lebih mungkin terjadi pada orang yang memasukkan menerapkan ke telinga, memiliki kanal telinga sempit, mendengar pengguna bantuan, orang dewasa yang lebih tua dan pasien dengan kesulitan belajar. pengeluarannya juga dapat terjadi dengan kecemasan, stres dan makanan atau faktor keturunan. lilin yang berlebihan harus dihapus sebelum menjadi menimbulkan dampak tinnitus, kehilangan pendengaran, vertigo, sakit dan debit. Jika lilin audiolog dihapus karena penyajian keluhan kehilangan pendengaran, baik memastikan apakah pendengaran pulih setelah pengobatan atau jika pasien akan mendapat manfaat dari formal penilaian oleh ahli bedah THT atau ahli audiologi. Praktisi berpengalaman dapat menggunakan klinis pada penilaian atau metode terbaik untuk pemeriksaan telinga dan penghapusan lilin.
Pedoman untuk pemeriksaan telinga
  1. Sebelum pemeriksaan fisik dengan teliti dari telinga, mendengarkan kepada pasien, liat gejala yang timbul dan mengambil sejarah pemeriksaan hati-hati. Jelaskan setiap langkah dari setiap prosedur atau dan memastikan bahwa pasien mengerti dan memberikan persetujuan. Pastikan bahwa Anda dan pasien yang duduk nyaman, pada tingkat yang sama, dan bahwa Anda memiliki privasi.
  2.  Periksa pinna itu, meatus luar dan kulit kepala yang berdekatan. Periksa bekas luka sayatan operasi sebelumnya, infeksi, discharge, pembengkakan dan tanda-tanda lesi kulit atau cacat.
    1. G.     Evaluasi
  1. Tentukan ukuran yang paling sesuai spekulum yang akan cocok dengan nyaman ke telinga dan letakkan di auriscope itu.
  2.  Tarik perlahan ke atas pinna dan keluar untuk meluruskan saluran telinga. Jika ada peradangan dan pemeriksaan ini menyebabkan rasa sakit, jangan lanjutkan.
  3. Pegang auriscope seperti pena dan sisanya angka kecil pada pasien ‘kepala sebagai pemicu untuk setiap gerakan kepala yang tak terduga.
  4. Gunakan cahaya untuk mengamati arah saluran telinga dan membran timpani.
  5. Ada peningkatan visualisasi dari gendang telinga dengan menggunakan tangan kiri untuk telinga kiri dan tangan kanan untuk telinga kanan tetapi penilaian klinis harus digunakan untuk menilai kemampuan Anda sendiri. Masukkan spekulum dengan lembut ke meatus untuk melewati rambut pada pintu masuk ke kanal.
  6. lihat melalui cek auriscope saluran telinga dan membran timpani. Atur kepala Anda dan auriscope untuk melihat semua membran timpani.Telinga tidak dapat dinilai normal sampai semua bidang membran dipandang; refleks cahaya, pegangan maleus, flaccida Pars, Pars dan istirahat Tensa anterior. Jika kemampuan untuk melihat semua membran timpani terhambat oleh adanya lilin, maka penghapusan lilin harus dilakukan.
  7. Jika pasien memiliki dinding saluran bawah mastoideus operasi, metodis memeriksa semua bagian rongga, membran timpani atau drum dengan menyesuaikan sisa kepala Anda dan auriscope tersebut. Rongga mastoid tidak dapat dinilai benar-benar bebas dari penyakit telinga sampai seluruh rongga dan membran timpani atau drum sisa telah terlihat. Tampilan normal atau rongga selaput mastoideus bervariasi dan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Hati-hati memeriksa kondisi kulit dalam saluran telinga Anda menarik auriscope tersebut. Jika ada keraguan tentang pasien mendengar penilaian Audiologi harus dibuat.
  • Minta klien untuk menjelaskan teknik yang tepat untuk membersihkan telinga
  •  Pada pemeriksaan tindak lanjut tanyakan pada klien tentang frekuensi pemeriksaan pendengaran
  • Observasi cara klien yang mengalami gangguan pendengaran bagaimana cara berkomunikasinya dengan keluarga.
  1. H.     Dokumentasi
Dokumen apa yang terlihat di kedua telinga, prosedur yang dilakukan, kondisi membran timpani dan meatus auditori eksternal dan pengobatan yang diberikan. Temuan harus didokumentasikan dengan Perawat mengikuti pedoman KMP pada pencatatan dan akuntabilitas. Jika ditemukan kelainan apapun arahan harus dilakukan dengan Rawat Jalan Departemen THT berikut kebijakan lokal.
      Perawatan perineum.
Membersihkan daerah kemaluan dan sekitarnya pada klien yang tidak dapat melakukannya sendiri.
Jenis:
1. Vulva higiene
2. Penil higiene

v  Kebersihan lingkungan.
  • Membersihkan Tempat Tidur
  • Melawa-lawa
  • Menyapu
  • Mengepel 

      Membersihkan tempat tidur.
  • Tujuan :
  1. Menghilangkan noda debu dan kotoran dari t.t
  2. Mencegah penularan
  3. Dapat digunakan sewaktu-waktu
Alat
  • Baki berisi : sikat lunak, sikat kerja, lap tua, lap kerja dan Vim
  • Tempat pakaian kotor
  • Ember kecil larutan lysol 1- 2%/ larutan sabun hangat
  • Ember berisi air bersih
Prisip kerja:
  • Cuci tangan
  • Alat tenun digulung
  • Bantal dan kasur disikat dan dijemur (@permukaan 2 jam)
  • Menyikat t.t. dengan sikat lembab, jika memakai papan : lap dgn lap lembab+lysol
  • Bersihkan besi dgn lysol, lap dgn air bersih
  • Jika ada noda bersihkan dgn vim
Prisip perawatan tempat tidur:
  • Hindari kontaminasi pada linen bersih
  • Siapkan linen sesuai kebutuhan
  • Jangan mengkibaskan  linen
  • Jangan meletakan linen kotor pada peralatan klienà t4 tertutup
  • Dari sisi ke sisi
  • Observasi KU klien

      Melawa-lawa.
  • Pengertian :
            Membersihkan sarang laba-laba, debu, kotoran yang ada pada dinding dan langit-langit
  • Tujuan
  1. Supaya ruangan tetap terpelihara dan bersih
  2. Mencegah penularan
  3. Nyaman dilihat baik oleh penderita, [etugas dan orang lain
Prinsip kerja:
  • Peralatan dipindahkan diluar
  • Pakai : celemek, mitella, masker
  • Sapu lawa2 dibungkus dgn kain lembab
  • Perinsip : dari sudut ke arah luar, lanjutkan dr tengah atau dari ruangan kurang kotor ke kotor
  • Bersihkan dinding : dari atas ke bawah
  • Bagian bawah : bersihkan dgn sapu

      Menyapu
  • Alat :
  1. Sapu lantai
  2. Kom kecil berisi air
  3. Serok bertangkai
  4. Tempat sampah
Prinsip kerja:
  • Lantai diperciki air terlebih dahulu
  • Menyapu; perinsip : mulai sudut, kearah tengah, menuju pintu
  • Serok kotoran
  • Jika ada kotoran spt kulit jeruk, pisang segera mskkn serok

      Mengepel
  • Alat :
  1. Kain pel
  2. Tangaki pel
  3. Ember : larutan disinfectan : kreolin, lisol
  4. Ember  : air brsih
Prinsip kerja:
  • Basahi kain pel dgn larutan disinfectan
  • Mengepel; perinsip : dari sudut ke arah tengah ruangan kemudian menujunke pintu
  • Cara mengayunkan  tangkai pel : ke kiri dan ke kanan bergerak mundur
  • Kain pel dibilas dlm air bersih, kmd msk ke cairan disinfektan
DAFTAR PUSTAKA

Badiah, Atik. 2002. SISTEM PENGINDERAAN & INTEGUMEN.  Jakarta: DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN.
Perawatan dan Penataan Rambut. Jakarta. 1984,IKIP.         
  POTTER & PERRY. Fundamental Keperawatan. Jakarta. 2005. EGC
Santoso,Tien. Perawatan Badan Manicure dan Padicure. Jakarta. 1984, IKIP.
Syaifuddin, H. 2006. ANATOMI FISIOLOGI untuk mahasiswa keperawatan Edisi 3. Jakarta:EGC
Syaifuddin. 1992. ANATOMI FISIOLOGI untuk siswa perawat. Jakarta:EGC